1-5-2. Relai Arus Lebih
Relai arus lebih merupakan pengaman utama sistem distribusi tegangan menengah terhadap gangguan hubung singkat antar fasa. Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi nilai setting-nya pengaman tertentu dalam waktu tertentu. Berdasarkan karakteristik waktu relai arus lebih dibagi menjadi 3, yaitu:
a)Tanpa penundaan waktu (instaneous)
b)Dengan penundaan waktu
c)Dengan penundaan waktu tertentu (definite time OCR)
d)Dengan penundaan waktu berbanding terbalik (inverse time OCR)
e)Kombinasi 1 dan 2
1-5-3. Relai Arus Gangguan Tanah
Relai arus gangguan tanah (ground fault relay) merupakan pengaman utama terhadap gangguan hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan langsung atau melalui tahanan rendah.
1-5-4. Relai Arus Gangguan Tanah Berarah
Relai arus gangguan tanah berarah (directional ground fault relay) adalah pengaman utama terhadap hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan melalui tahnan tinggi.
1-5-5. Relai Penutup Balik
Relai penutup balik (reclosing relay) adalah pengaman pelengkap untuk membebaskan gangguan yang bersifat temporer untuk keandalan sistem.
1-5-6. Penutup Balik Otomatis
Penutup balik otomatis (PBO, automatic circuit recloser) digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman terhadap gangguan temporer dan membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan.
PBO menurut media peredam busur apinya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Media minyak ; b) Vacum : c) Gas SF6
PBO menurut peralatan pengendalinya (control) dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a)PBO Hidraulik (kontrol hidraulik)
b)PBO Terkontrol Elektrik
Urutan operasi PBO:
a)Pada saat terjadi gangguan, arus yang mengalir melalui PBO sangat besar sehingga menyebabkan kontak PBO terbuka (trip) dalam operasi cepat (fast trip)
b)Kontak PBO akan menutup kembali setelah melewati waktu reclose sesuai setting. Tujuan memberi selang waktu ini adalah untuk memberikan waktu pada penyebab gangguan agar hilang, terutama gangguan yang bersifat temporer
c)Jika gangguan bersifat permanen, PBO akan membuka dan menutup balik sesuai dengan settingnya dan akan lock-out (terkunci)
d)Setelah gangguan dihilangkan oleh petugas, baru PBO dapat dimasukkan ke sistem.
1-6. Saklar Seksi Otomatis
Saklar seksi otomatis (SSO, Sectionalizer) adalah alat pemutus untuk mengurangi luas daerah yang padam karena gangguan. Ada dua jenis SSO yaitu dengan pengindera arus yang disebut Automatic Sectionalizer dan pengindera tegangan yang disebut Automatic Vacum Switch (AVS). Agar SSO berfungsi dengan baik, harus dikoordinasikan dengan PBO (recloser) yang ada di sisi hulu. Apabila SSO tidak dikoordinasikan dengan PBO, SSO hanya akan berfungsi sebagai saklar biasa.
1-6-1. Pemilihan Pengaman Arus Lebih
Pemilihan pengaman arus lebih untuk pengamanan sistem 20 kV disesuaikan dengan pola pengaman sistem SPLN 52-3:1983 berdasarkan sistem pentanahan netral
a)Sistem distribusi 20 kV tiga fasa, tiga kawat dengan pentanahan netral melalui tahanan tinggi (Pola I)
b)Sistem distribusi 20 kV tiga fasa, empat kawat dengan pentanahan langsung (Pola II)
c)Sistem distribusi 20 kV tiga fasa, tiga kawat dengan pentanahan netral melalui tahanan rendah (Pola III)
Pola I
Pada gardu induk dipasang pengaman jaringan (pengaman utama) yaitu pemutus beban dengan alat pengaman
a)Relai arus lebih untuk membebaskan gangguan antar fasa
b)Relai gangguan tanah terarah untuk membebaskan gangguan tanah
c)Relai penutup balik untuk memulihkan sistem dari gangguan temporer dan untuk koordinasi kerja dengan peralatan di sisi hilir (SSO) atau AVS
d)Saklar seksi otomatis
e)Untuk mengisolasi daerah yang terkena sekecil mungkin gangguan. Alat ini mempunyai pengatur dan transformator tegangan sebagai penggerak dan pengindera.
f)Pelebur (PL)
g)Dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan cabang.
Pola II
Pengaman lebur dipakai sebagai pengaman saluran cabang terhadap gangguan permanen
Pola III
a)Pengaman utama dalam PMB yang dipasang di gardu induk yang dilengkapi dengan
Relai arus lebih untuk membebaskan gangguan antar fasa
Relai gangguan tanah terarah untuk membebaskan gangguan tanah
Relai penutup balik untuk memulihkan sistem dari gangguan temporer dan untuk
koordinasi kerja dengan peralatan di sisi hilir SSO atau AVS
b)Saklar seksi otomatis (SSO)
Untuk membatasi pemadaman sekecil mungkin maka jaringan utama dapat dibagi dalam beberapa seksi dengan menggunakan SSO sebagai pemisah.
c) Pelebur (PL)
Sebagai pengaman terhadap gangguan permanen yang dipasang pada seluruh cabang.
1-6-2. Pemilihan Relai Arus Lebih
Pemilihan relai arus lebih untuk pengamanan sistem 20 kV diatur sebagai berikut.
a)Sistem distribusi di mana variasi arus gangguannya cukup besar, yaitu sistem distribusi yang disuplai dari sistem terpisah (PLTD), maka pemilihan relai arus lebih waktu tertentu akan lebih baik dari arus lebih waktu terbalik.
b)Sistem distribusi di mana variasi arus gangguannya kecil yang disuplai dari sistem yang sudah interkoneksi, maka pemilihan relai arus lebih waktu terbalik akan lebih baik dari arus lebih waktu tertentu.
c)Sistem distribusi yang disuplai lebih dari satu sistem pembangkit, untuk mendapatkan selektivitas dan untuk penyulang yang menginterkoneksikan relai arus lebih harus dilengkapi dengan relai tanah.
1-6-3. Pemilihan Relai Gangguan Tanah
Arus gangguan satu fasa sangat bergantung pada jenis pentanahannya. Pada umumnya gangguan satu fasa melampaui tahanan gangguan, sehingga menjadi semakin kecil. Oleh karena itu dipasang relai gangguan tanah secara khusus dan disesuaikan dengan sistem pentanahannya. Pemilihan relai gangguan tanah untuk pengamanan sistem 20 kV diatur sebagai berikut.
a)Untuk sistem pentanahan dengan tahanan tinggi, digunakan relai yang memiliki sensitivitas tinggi yaitu relai gangguan tanah berarah dengan karakteristik waktu tertentu.
b)Untuk sistem pentanahan dengan tahanan rendah di mana besarnya arus gangguan vs letak gangguan landai maka relai akan sukar dikkordinasikan dengan peningkatan arus, sehingga relai yang digunakan sebaiknya relai arus lebih karakteristik waktu tertentu. Demikian juga untuk gangguan tanah SKTM sistem Spindel (untuk panjang saluran 10 km)
c)Untuk sistem pentanahan langsung, besarnya arus hubung singkat vs letak gangguan sangat curam, sehingga relai yang digunakan adalah relai arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik.
Relai arus lebih merupakan pengaman utama sistem distribusi tegangan menengah terhadap gangguan hubung singkat antar fasa. Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi nilai setting-nya pengaman tertentu dalam waktu tertentu. Berdasarkan karakteristik waktu relai arus lebih dibagi menjadi 3, yaitu:
a)Tanpa penundaan waktu (instaneous)
b)Dengan penundaan waktu
c)Dengan penundaan waktu tertentu (definite time OCR)
d)Dengan penundaan waktu berbanding terbalik (inverse time OCR)
e)Kombinasi 1 dan 2
1-5-3. Relai Arus Gangguan Tanah
Relai arus gangguan tanah (ground fault relay) merupakan pengaman utama terhadap gangguan hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan langsung atau melalui tahanan rendah.
1-5-4. Relai Arus Gangguan Tanah Berarah
Relai arus gangguan tanah berarah (directional ground fault relay) adalah pengaman utama terhadap hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan melalui tahnan tinggi.
1-5-5. Relai Penutup Balik
Relai penutup balik (reclosing relay) adalah pengaman pelengkap untuk membebaskan gangguan yang bersifat temporer untuk keandalan sistem.
1-5-6. Penutup Balik Otomatis
Penutup balik otomatis (PBO, automatic circuit recloser) digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman terhadap gangguan temporer dan membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan.
PBO menurut media peredam busur apinya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Media minyak ; b) Vacum : c) Gas SF6
PBO menurut peralatan pengendalinya (control) dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a)PBO Hidraulik (kontrol hidraulik)
b)PBO Terkontrol Elektrik
Urutan operasi PBO:
a)Pada saat terjadi gangguan, arus yang mengalir melalui PBO sangat besar sehingga menyebabkan kontak PBO terbuka (trip) dalam operasi cepat (fast trip)
b)Kontak PBO akan menutup kembali setelah melewati waktu reclose sesuai setting. Tujuan memberi selang waktu ini adalah untuk memberikan waktu pada penyebab gangguan agar hilang, terutama gangguan yang bersifat temporer
c)Jika gangguan bersifat permanen, PBO akan membuka dan menutup balik sesuai dengan settingnya dan akan lock-out (terkunci)
d)Setelah gangguan dihilangkan oleh petugas, baru PBO dapat dimasukkan ke sistem.
1-6. Saklar Seksi Otomatis
Saklar seksi otomatis (SSO, Sectionalizer) adalah alat pemutus untuk mengurangi luas daerah yang padam karena gangguan. Ada dua jenis SSO yaitu dengan pengindera arus yang disebut Automatic Sectionalizer dan pengindera tegangan yang disebut Automatic Vacum Switch (AVS). Agar SSO berfungsi dengan baik, harus dikoordinasikan dengan PBO (recloser) yang ada di sisi hulu. Apabila SSO tidak dikoordinasikan dengan PBO, SSO hanya akan berfungsi sebagai saklar biasa.
1-6-1. Pemilihan Pengaman Arus Lebih
Pemilihan pengaman arus lebih untuk pengamanan sistem 20 kV disesuaikan dengan pola pengaman sistem SPLN 52-3:1983 berdasarkan sistem pentanahan netral
a)Sistem distribusi 20 kV tiga fasa, tiga kawat dengan pentanahan netral melalui tahanan tinggi (Pola I)
b)Sistem distribusi 20 kV tiga fasa, empat kawat dengan pentanahan langsung (Pola II)
c)Sistem distribusi 20 kV tiga fasa, tiga kawat dengan pentanahan netral melalui tahanan rendah (Pola III)
Pola I
Pada gardu induk dipasang pengaman jaringan (pengaman utama) yaitu pemutus beban dengan alat pengaman
a)Relai arus lebih untuk membebaskan gangguan antar fasa
b)Relai gangguan tanah terarah untuk membebaskan gangguan tanah
c)Relai penutup balik untuk memulihkan sistem dari gangguan temporer dan untuk koordinasi kerja dengan peralatan di sisi hilir (SSO) atau AVS
d)Saklar seksi otomatis
e)Untuk mengisolasi daerah yang terkena sekecil mungkin gangguan. Alat ini mempunyai pengatur dan transformator tegangan sebagai penggerak dan pengindera.
f)Pelebur (PL)
g)Dipasang pada titik percabangan antara saluran utama dan cabang.
Pola II
Pengaman lebur dipakai sebagai pengaman saluran cabang terhadap gangguan permanen
Pola III
a)Pengaman utama dalam PMB yang dipasang di gardu induk yang dilengkapi dengan
Relai arus lebih untuk membebaskan gangguan antar fasa
Relai gangguan tanah terarah untuk membebaskan gangguan tanah
Relai penutup balik untuk memulihkan sistem dari gangguan temporer dan untuk
koordinasi kerja dengan peralatan di sisi hilir SSO atau AVS
b)Saklar seksi otomatis (SSO)
Untuk membatasi pemadaman sekecil mungkin maka jaringan utama dapat dibagi dalam beberapa seksi dengan menggunakan SSO sebagai pemisah.
c) Pelebur (PL)
Sebagai pengaman terhadap gangguan permanen yang dipasang pada seluruh cabang.
1-6-2. Pemilihan Relai Arus Lebih
Pemilihan relai arus lebih untuk pengamanan sistem 20 kV diatur sebagai berikut.
a)Sistem distribusi di mana variasi arus gangguannya cukup besar, yaitu sistem distribusi yang disuplai dari sistem terpisah (PLTD), maka pemilihan relai arus lebih waktu tertentu akan lebih baik dari arus lebih waktu terbalik.
b)Sistem distribusi di mana variasi arus gangguannya kecil yang disuplai dari sistem yang sudah interkoneksi, maka pemilihan relai arus lebih waktu terbalik akan lebih baik dari arus lebih waktu tertentu.
c)Sistem distribusi yang disuplai lebih dari satu sistem pembangkit, untuk mendapatkan selektivitas dan untuk penyulang yang menginterkoneksikan relai arus lebih harus dilengkapi dengan relai tanah.
1-6-3. Pemilihan Relai Gangguan Tanah
Arus gangguan satu fasa sangat bergantung pada jenis pentanahannya. Pada umumnya gangguan satu fasa melampaui tahanan gangguan, sehingga menjadi semakin kecil. Oleh karena itu dipasang relai gangguan tanah secara khusus dan disesuaikan dengan sistem pentanahannya. Pemilihan relai gangguan tanah untuk pengamanan sistem 20 kV diatur sebagai berikut.
a)Untuk sistem pentanahan dengan tahanan tinggi, digunakan relai yang memiliki sensitivitas tinggi yaitu relai gangguan tanah berarah dengan karakteristik waktu tertentu.
b)Untuk sistem pentanahan dengan tahanan rendah di mana besarnya arus gangguan vs letak gangguan landai maka relai akan sukar dikkordinasikan dengan peningkatan arus, sehingga relai yang digunakan sebaiknya relai arus lebih karakteristik waktu tertentu. Demikian juga untuk gangguan tanah SKTM sistem Spindel (untuk panjang saluran 10 km)
c)Untuk sistem pentanahan langsung, besarnya arus hubung singkat vs letak gangguan sangat curam, sehingga relai yang digunakan adalah relai arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar