1-2-2. Pentanahan netral dengan tahanan rendah
Pentanahan dengan tahanan rendah dimaksudkan untuk memperoleh hasil optimum dari kombinasi antara faktor ekonomi, keselamatan umum dan yang layak untuk mempergunakan SUTM bagi daerah luar kota maupun SKTM bagi daerah padat dalam kota. Sistem pentanahan dengan tahanan rendah digunakan untuk jaringan hubungan bintang fasa tiga kawat. Sistem pentanahan ini dapat mencegah terjadinya busur listrik yang menimbulkan tegangan lebih peralihan yang besar. Tahanan pentanahan di titik netral sisi TM trafo utama adalah 12 Ohm untuk SKTM, 40 Ohm untuk SUTM atau campuran SKTM dan SUTM.
Ik-t = (0,10 s/d 0,25) x I3
dengan ketentuan:
• Ik-t < 1000 untuk RN= 12 Ohm
• Ik-t < 300 untuk RN = 40 Ohm
• I3 = arus gangguan tiga fasa
Karena besar arus gangguan dibatasi, maka kerusakan peralatan pada titik gangguan dikurangi, sedangkan selektivitas dari rele arus lebih masih terjamin. Karena tegangan pada fasa-fasa sehat dibatasi di bawah tegangan jala-jala, dimungkinkan menggunakan peralatan dengan isolasi dasar yang dikurangi, demikian juga angka pengenal (rating) arester dapat dikurangi.
1-2-3. Pentanahan netral dengan pentanahan langsung
Pentanahan secara langsung (tanpa tahanan) dimaksudkan untuk memperoleh hasil optimum dengan mengutamakan ekonomi sehingga denga SUTM layak dipakai di daerah luar kota sampai daerah terpencil. Untuk jaringan hubung bintang tiga fasa empat kawat (multi grounded) di pasang sepanjang jaringan. Biasanya tahanan elektroda dari bumi ke tanah di setiap titik pentanahan di batasi maksimum 5 Ohm, sedangkan arus gangguan ke tanah tidak dibatasi.
1-3. Hubungan Sistem Pentanahan dan Pola Arus Pengaman Lebih
1-3-1. Hubungan Sistem Pentanahan Tahanan Tinggi dan Pola Arus pengaman Lebih
Sistem pentanahan ini lebih kebal terhadap gangguan yang bersifat sementara. Mengingat kecilnya arus gangguan tanah (<25 A) pengamanan hanya dengan rele arus lebih normal tidak dapat digunakan lagi dan arus dilengkapi dengan relai gangguan tanah terarah yang lebih rumit dan mahal. Demikian pula selektivitas (diskriminasi) hanya dilakukan dengan waktu (khususnya gangguan fasa tanah).
Pengamanan PBO-2 (Penutup Balik Otomatis, Automatic Circuit Recloser) di sisi hilir tidak dapat dilakukan.
Saklar Seksi Otomatis (SSO) yang dapat dipergunakan pada sistem ini harus jenis pengindera tegangan dan koordinasinya dilakukan dengan penyetelan waktu, SSO dengan pengindera arus tidak dapat digunakan.
Alat pengaman fasa tunggal tidak dapat digunakan untuk mengamankan gangguan satu fasa ke tanah karena arus gangguannya kecil.
1-3-2. Hubungan Sistem Pentanahan Tahanan Rendah dan Pola Arus Pengaman Lebih
Arus gangguan fasa tanah pada sistem ini tidak terlalu besar (maksimum 1000 A untuk sistem SKTM dan 300A untuk SUTM) sehingga gangguan pada lingkungan akibat arus tanah (step voltage dan gangguan pada jaringan telekomunikasi) berkurang (dibatasi). Demikian pula penggunaan peralatan {PMT(pemutus) dan penghantar} dapat diplih yang lebih ringan dan ekonomis.
Mengingat adanya tahanan netral, maka arus gangguan tanah hasilnya kecil sehingga tidak efektif bagi penggunaan relai arus lebih dengan karakteristik waktu arus terbalik (invers), sebaliknya dapat dipergunakan relai dengan karakteristik waktu tetap yang lebih selektif dan mudah penyetelannya.
PBO yang dipakai harus dari relai dengan pengatur elektronik untuk mendapatkan karakteristik waktu tetap bagi gangguan fasa tanah. Demikian pula SSO perlu dilengkapi dengan pengindera arus fasa tanah yang rendah.
Alat pengaman fasa tunggal tidak dapat dipergunakan untuk mengamankan gangguan satu fasa tunggal karena arus kapasitif (terutama SKTM) perlu diperhitungkan.
1-3-3. Hubungan Sistem Pentanahan Langsung dan Pola Arus Pengaman Lebih
Dengan tidak adanya tahanan netral maka rus hubung tanah menjadi relatif sangat besar dan berbanding terbalik dengan letak gangguan tanah sehingga perlu dan dapat dipergunakan alat pengaman PMT + rele (berpengaman sendiri/LsP) yang dapat bekerja cepat dan dapat memanfaatkan alat pengindera dengan karakteristik waktu terbalik (invers-time) dengan sebaik-baiknya.
Karena gangguan arus fasa tanah besar, maka dapat dilakukan koordinasi antara PMT-relai arus lebih atau PBO dengan fuse atau antara PBO dengan SSO secara baik sekali.
Dengan didasarkannya sistem ini pada tiga fasa empat kawat, fasa-netral, maka peralatan pengaman fasa tunggal yang lebih selektif (PBO, SSO dan fuse dapat dimanfaatkan).
Karena arus gangguan fasa tanah besar dan kejadian gangguan fasa tanah relatif banyak dan PBO relatif sering bekerja, maka peralatan kemampuan (PMT, PBO dan lain-lain) harus disesuaikan dengan besarnya arus gangguan dan frekuensi buka tutup PBO (misalnya tidak menggunakan PMT berisi minyak minimum).
1-4. Sistem-Sistem yang Tidak Simetris
Seperti diuraikan di atas, sistem-sistem ini pada dasarnya tidak simetris karena mengandung bagian-bagian yang tidak simetris, misalnya saluran yang tidak di transposisi. Jadi sistem ini pada kerja normal tidak simetris.
Besarnya arus lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain:
a)Tegangan (volt).
Tegangan pada saat terjadi gangguan meningkat makin besar sehingga menyebabkan arus yang timbul makin besar pula.
b)Impedansi (ohm)
Impedansi ini dipengaruhi oleh nilai impedansi trafo, impedansi saluran, impedansi titik gangguan dan jarak gangguan dari terminal sumber/trafo yang makin jauh menyebabkan impedansi saluran makin besar pula.
c)Jenis gangguan
Jenis gangguan penyeyab timbulnya arus lebih mempengaruhi impedansi tiap alat dan saluran serta rangkaian ekuivalen sistem saat gangguan. Misalnya, arus gangguan atau arus lebih karena gangguan hubung singkat fasa-fasa lebih kecil dari arus gangguan tiga-fasa. Rangkaian ekievalen sistem saat terjadinya gangguan sehingga mempengaruhi impedansi ekuivalen sistem saat terjadi gangguan.
d)Tahanan pentanahan
Nilai tahanan pentanahan mempengaruhi impedansi sistem, semakin kecil tahanan pentanahan semakin besar arus lebih atau sebaliknya.
e)Saat mulai gangguan
Jika gangguan mulai saat gelombang tegangan melampaui puncak, maka arus lebih mencapai maksimum.
f)Perbandingan X/R dan faktor daya
Jika rasio X/R naik (besar dan faktor daya menurun) maka arus lebih asimetri akan naik dan sebaliknya.
Pentanahan dengan tahanan rendah dimaksudkan untuk memperoleh hasil optimum dari kombinasi antara faktor ekonomi, keselamatan umum dan yang layak untuk mempergunakan SUTM bagi daerah luar kota maupun SKTM bagi daerah padat dalam kota. Sistem pentanahan dengan tahanan rendah digunakan untuk jaringan hubungan bintang fasa tiga kawat. Sistem pentanahan ini dapat mencegah terjadinya busur listrik yang menimbulkan tegangan lebih peralihan yang besar. Tahanan pentanahan di titik netral sisi TM trafo utama adalah 12 Ohm untuk SKTM, 40 Ohm untuk SUTM atau campuran SKTM dan SUTM.
Ik-t = (0,10 s/d 0,25) x I3
dengan ketentuan:
• Ik-t < 1000 untuk RN= 12 Ohm
• Ik-t < 300 untuk RN = 40 Ohm
• I3 = arus gangguan tiga fasa
Karena besar arus gangguan dibatasi, maka kerusakan peralatan pada titik gangguan dikurangi, sedangkan selektivitas dari rele arus lebih masih terjamin. Karena tegangan pada fasa-fasa sehat dibatasi di bawah tegangan jala-jala, dimungkinkan menggunakan peralatan dengan isolasi dasar yang dikurangi, demikian juga angka pengenal (rating) arester dapat dikurangi.
1-2-3. Pentanahan netral dengan pentanahan langsung
Pentanahan secara langsung (tanpa tahanan) dimaksudkan untuk memperoleh hasil optimum dengan mengutamakan ekonomi sehingga denga SUTM layak dipakai di daerah luar kota sampai daerah terpencil. Untuk jaringan hubung bintang tiga fasa empat kawat (multi grounded) di pasang sepanjang jaringan. Biasanya tahanan elektroda dari bumi ke tanah di setiap titik pentanahan di batasi maksimum 5 Ohm, sedangkan arus gangguan ke tanah tidak dibatasi.
1-3. Hubungan Sistem Pentanahan dan Pola Arus Pengaman Lebih
1-3-1. Hubungan Sistem Pentanahan Tahanan Tinggi dan Pola Arus pengaman Lebih
Sistem pentanahan ini lebih kebal terhadap gangguan yang bersifat sementara. Mengingat kecilnya arus gangguan tanah (<25 A) pengamanan hanya dengan rele arus lebih normal tidak dapat digunakan lagi dan arus dilengkapi dengan relai gangguan tanah terarah yang lebih rumit dan mahal. Demikian pula selektivitas (diskriminasi) hanya dilakukan dengan waktu (khususnya gangguan fasa tanah).
Pengamanan PBO-2 (Penutup Balik Otomatis, Automatic Circuit Recloser) di sisi hilir tidak dapat dilakukan.
Saklar Seksi Otomatis (SSO) yang dapat dipergunakan pada sistem ini harus jenis pengindera tegangan dan koordinasinya dilakukan dengan penyetelan waktu, SSO dengan pengindera arus tidak dapat digunakan.
Alat pengaman fasa tunggal tidak dapat digunakan untuk mengamankan gangguan satu fasa ke tanah karena arus gangguannya kecil.
1-3-2. Hubungan Sistem Pentanahan Tahanan Rendah dan Pola Arus Pengaman Lebih
Arus gangguan fasa tanah pada sistem ini tidak terlalu besar (maksimum 1000 A untuk sistem SKTM dan 300A untuk SUTM) sehingga gangguan pada lingkungan akibat arus tanah (step voltage dan gangguan pada jaringan telekomunikasi) berkurang (dibatasi). Demikian pula penggunaan peralatan {PMT(pemutus) dan penghantar} dapat diplih yang lebih ringan dan ekonomis.
Mengingat adanya tahanan netral, maka arus gangguan tanah hasilnya kecil sehingga tidak efektif bagi penggunaan relai arus lebih dengan karakteristik waktu arus terbalik (invers), sebaliknya dapat dipergunakan relai dengan karakteristik waktu tetap yang lebih selektif dan mudah penyetelannya.
PBO yang dipakai harus dari relai dengan pengatur elektronik untuk mendapatkan karakteristik waktu tetap bagi gangguan fasa tanah. Demikian pula SSO perlu dilengkapi dengan pengindera arus fasa tanah yang rendah.
Alat pengaman fasa tunggal tidak dapat dipergunakan untuk mengamankan gangguan satu fasa tunggal karena arus kapasitif (terutama SKTM) perlu diperhitungkan.
1-3-3. Hubungan Sistem Pentanahan Langsung dan Pola Arus Pengaman Lebih
Dengan tidak adanya tahanan netral maka rus hubung tanah menjadi relatif sangat besar dan berbanding terbalik dengan letak gangguan tanah sehingga perlu dan dapat dipergunakan alat pengaman PMT + rele (berpengaman sendiri/LsP) yang dapat bekerja cepat dan dapat memanfaatkan alat pengindera dengan karakteristik waktu terbalik (invers-time) dengan sebaik-baiknya.
Karena gangguan arus fasa tanah besar, maka dapat dilakukan koordinasi antara PMT-relai arus lebih atau PBO dengan fuse atau antara PBO dengan SSO secara baik sekali.
Dengan didasarkannya sistem ini pada tiga fasa empat kawat, fasa-netral, maka peralatan pengaman fasa tunggal yang lebih selektif (PBO, SSO dan fuse dapat dimanfaatkan).
Karena arus gangguan fasa tanah besar dan kejadian gangguan fasa tanah relatif banyak dan PBO relatif sering bekerja, maka peralatan kemampuan (PMT, PBO dan lain-lain) harus disesuaikan dengan besarnya arus gangguan dan frekuensi buka tutup PBO (misalnya tidak menggunakan PMT berisi minyak minimum).
1-4. Sistem-Sistem yang Tidak Simetris
Seperti diuraikan di atas, sistem-sistem ini pada dasarnya tidak simetris karena mengandung bagian-bagian yang tidak simetris, misalnya saluran yang tidak di transposisi. Jadi sistem ini pada kerja normal tidak simetris.
Besarnya arus lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain:
a)Tegangan (volt).
Tegangan pada saat terjadi gangguan meningkat makin besar sehingga menyebabkan arus yang timbul makin besar pula.
b)Impedansi (ohm)
Impedansi ini dipengaruhi oleh nilai impedansi trafo, impedansi saluran, impedansi titik gangguan dan jarak gangguan dari terminal sumber/trafo yang makin jauh menyebabkan impedansi saluran makin besar pula.
c)Jenis gangguan
Jenis gangguan penyeyab timbulnya arus lebih mempengaruhi impedansi tiap alat dan saluran serta rangkaian ekuivalen sistem saat gangguan. Misalnya, arus gangguan atau arus lebih karena gangguan hubung singkat fasa-fasa lebih kecil dari arus gangguan tiga-fasa. Rangkaian ekievalen sistem saat terjadinya gangguan sehingga mempengaruhi impedansi ekuivalen sistem saat terjadi gangguan.
d)Tahanan pentanahan
Nilai tahanan pentanahan mempengaruhi impedansi sistem, semakin kecil tahanan pentanahan semakin besar arus lebih atau sebaliknya.
e)Saat mulai gangguan
Jika gangguan mulai saat gelombang tegangan melampaui puncak, maka arus lebih mencapai maksimum.
f)Perbandingan X/R dan faktor daya
Jika rasio X/R naik (besar dan faktor daya menurun) maka arus lebih asimetri akan naik dan sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar